Minggu, 21 Juni 2009

गया बिकार डी radio

Gaya Bicara di Radio: Roosevelt Style
Kategori: Artikel I’lam | 19-03-2009 | 07:49:45
Oleh ASM. ROMLI, Dosen LB Fidkom UIN Bandung
RADIO is conversational. Radio itu obrolan. Maka, gaya biciara di radio harus bergaya ngobrol, layaknya dua orang teman sedang ngobrol. Radio is personal. Radio itu media yang bersifat pribadi. Karenanya, bicara di radio menggunakan gaya komunikasi antarpribadi, interpersonal communication, menghindari gaya bicara formal.


Bicara di radio termasuk Public Speaking. Hanya pendengarnya tidak tampak di depan mata, invisibel. Lagi pula, audiens harus diasumsikan satu orang, hanya satu pendengar, dan dipandang sebagai teman baik sehingga gaya bicara kita pun akan akrab, hangat, dan ramah. Maka, saat berbicara di radio, seperti halnya penyiar (announcer), gunakan gaya bahasa obrolan, layaknya ngobrol dengan teman dekat dalam keseharian.
Kiat berikut ini membantu kita untuk menjadi pembicara yang baik di radio, khususna Anda, para caleg atau tim sukses caleg yang berkampanye di radio, sebagaimana dilakukan Presiden Amerika Serikat, Franklin D. Roosevelt (FDR), dalam sebuah siaran radionya yang terkenal dengan “Fireside Chats”. Gaya bicara atau kampanye radio Roosevelt dipandang sangat baik dan efektif. Tekniknya lalu diteliti oleh sekretarisnya, Frances Perkins.
Menurut Susan Berkeley yang menyajikan teknik ini dalam artikelnya, “How to Get Any Audience to Love and Admire You”, meskipun ini teknik khusus untuk berbicara di radio atau televisi –yang disebutnya Six Lessons Learned from FDR’s Fireside Chats– tapi dapat digunakan saat berbicara di mana saja –di depan audience, di telepon, atau tatap muka.
Pertama, FDR memvisualkan atau memperlakukan pendengar sebagai pribadi-pribadi, tidak pernah sebagai sekumpulan orang banyak (as individuals, never as a mass of people). Ia membayangkan bahwa hanya satu orang yang menjadi pendengarnya, sebagai teman bicara dan teman baik.
FDR memvisualkan pendengarnya sebagai teman yang bersamanya di meja makan malam (the dinner table). Meja makan malam merupakan tempat menciptakan suasana santai dan akrab untuk berbicara.
FDR menyadari wajah dan tangan pendengar, juga pakaian dan rumahnya. Kian spesifik berpikir tentang pendengar, akan makin baik kontak Anda dengan mereka. The more spesific you are about your listener, the more you will connect.
Ekspresi suara dan wajah FDR ketika berbicara merupakan ekspresi seorang teman akrab (an intimate friend). Nada suara Anda sangat berhubungan dengan ekspresi wajah. Senyum akan menghangatkan suara Anda, membuatnya terdengar hangat dan inviting.
Ketika berbicara, kepala FDR mengangguk dan tangannya bergerak secara alamiah, gerakan tubuh yang sederhana (simple gestures). Untuk menjadi komunikator yang powerful, Anda harus menggunakan seluruh tubuh. Gerakan dan bahasa tubuh (body language) menambah energi dan semangat bagi pembicaraan Anda.
Wajah FDR penuh senyum dan ceria layaknya duduk di depan teman di meja makan malam bersama kawan karib atau teman kencan. Senyum adalah salah satu alat paling berpengaruh bagai pendengar Anda meskipun mereka tidak melihat Anda. A smile is one of the most powerful tools you have to create rapport with your listener, even when the can’t see you! Maka, senyumlah ketika berbicara, bahkan ketika Anda tidak mau melakukannya sekalipun.
Para caleg atau jurukampanye, khususnya caleg yang memenuhi kriteria fatwa MUI –beriman, bertakwa, jujur, amanah, cerdas, dan aspiratif, gunakanlah gaya FDR tadi untuk kampanye di radio. Semoga sukses… Good luck! Jangan gunakan gaya orator di panggung terbuka. Para ustadz yang berceramah di radio, juga demikian, gunakanlah gaya bicara FDR di atas. Jangan kayak lagi ceramah di podium atau di atas mimbar. Ingat, radio is conversational and personal! Wasalam. (www.romeltea.com).*
Taken from buku “Lincah Menulis Pandai Bicara: Panduan Menulis dan Public Speaking”, karya ASM. Romli, penerbit Nuansa Bandung. Pemesanan hubungi Tlp. 022-70775264, SMS 0818638038.

Senin, 15 Juni 2009

Menjadi Diri Sendiri Kunci Jadi Presenter Handal

Menurut Psikolog dan "Inspiring Publik Speaker" Alexander Sriewijono mengatakan menjadi diri sendiri merupakan kunci untuk menjadi presenter handal seperti Larry King atau Oprah Winfrey.

"Menjadi diri sendiri dan alami apa adanya, itu merupakan kunci kesuksesan presenter terkenal seperti Larry King atau Oprah Winfrey," kata Alexander atau yang akrab dipanggil Alex pada acara bincang-bincang buku panduan berbicara di depan umum "Talk-inc. points" di Jakarta, Kamis.

Talk-inc. points merupakan buku karangannya bersama dengan presenter dan MC Erwin Parengkuan dan Becky Tumewu.

Alex mengatakan orang yang meniru atau "copy cat" karakter orang lain tidak akan pernah bisa berhasil.

Psikolog itu mengungkapkan kesalahan yang sering dilakukan orang ketika berbicara di depan umum adalah tidak jelas (no clear point), tidak runut (no clear flow) dan terlalu detil atau terlalu panjang.

"Pembicara yang baik tahu betul apa yang ingin diutarakan, jangan ngomong mutar-mutar sehingga orang tahu intinya," katanya.

Sedangkan Erwin Parengkuan mengatakan percaya diri dan persiapan perlu dilakukan oleh orang yang ingin sukses berbicara di depan orang banyak.

Sedangkan Becky Tumewu mengatakan bahasa tubuh merupakan hal yang penting untuk menjadi presenter atau ketika berbicara di depan umum, selain berkomunikasi yang benar.

"Sebuah penelitian mengungkapkan 83 persen info yang akan menempel di otak masuk melalui mata. Jadi semua yang berkaitan dengan mimik, dan wajah menjadi penting," katanya.

Dalam buku Talk-inc points Kekuatan Mental, Ketepatan Kata dan Totalitas Bahas Tubuh untuk menjadi Pembicara Profesional itu, Alexander atau yang akrab dipanggil Alex menekan pada aspek emosi dan pola pikir seorang pembicara, serta memberikan kiat-kiat bagaimana berinteraksi dengan audiens.

Sedangkan Erwin Parengkuan mengemukakan tentang pengetahuan dalam hal vokal, bagaimana melatih vokal, bagaimana mengatur kata-kata agar memberikan dampak yang luar biasa bagi audiens.

Becky Tumewu mengungkapkan tentang bahasa tubuh dan brand image, serta memaksimalkan pribadi yang dihargai di panggung maupun luar panggung.
Tiga penulis ini mengklaim buku ini sebagai buku latihan (workbook) disamping teori-teori yang mereka kemukakan tentang berbicara di depan publik.

Erwin mengatakan buku ini diperuntukkan bagi para profesional, pembaca, mahasiswa bahkan ibu rumah tangga yang berminat tampil dan berbicara dengan mengandalkan seluruh kekuatan utnuk menjadi pembicara profesional di setiap "panggung" mereka.(*)

Selasa, 09 Juni 2009

TIPS MENJADI PRESENTER HANDAL

Untuk menjadi presenter yang handal dan bertahan lama, diperlukan bukan hanya keterampilan berkomunikasi. Lebih dari itu, diperlukan karakter dan kemampuan “marketing” dalam menjual keahliannya tersebut. Di bawah ini, ada beberapa tips penting untuk menjadi presenter yang handal.

Tips 1 Know Your Self
Mengetahui dengan pasti kelebihan-kelebihan dirinya, yang dapat di pakai sebagai modal untuk ditonjolkan dan dipublikasikan. Jadi harus punya rasa percaya diri.

Tips 2 Image Personality
Penentuan brand image hendaknya dilakukan pertama kali saat akan memulai karier ini. Sebagai contoh, mau memilih image ‘serius’ atau ‘humoris.’ Selanjutnya harus konsisten dengan image tersebut, guna memilih acara-acara yang sesuai dengan image yang ingin ditonjolkan. Sebaiknya tetap konsisten pada pilihan awal, karena sekali kita terlibat dalam suatu pekerjaan akan menentukan image selanjutnya

Tips 3 Great Character
Menjaga sikap-sikap tertentu agar mendapat kepercayaan rekan bisnis, seperti: tepat waktu, disiplin, selektif terhadap pemilihan acara, dan sebagainya.

Tips 4 Time Management
Pengelolaan waktu adalah hal yang harus diperhatikan oleh seorang presenter. Ia harus datang menerima arahan dari klien. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya salah persepsi ketika membawa acara. Ia harus tepat waktu, berkaitan dengan persiapan acara.

Tips 5 Networking
Bersosialisasilah di mana-mana, sehingga orang tidak akan lupa pada kita dan tetap ingat kita. Caranya, dengan memberikan kartu nama, dan lain-lain. Hubungan dengan wartawan sangat penting dilakukan, karena kita membutuhkan mereka. Namun, jangan sampai terlihat mengejar-ngejar. Cukup lakukan sebuah hubungan yang baik, sehingga sewaktu-waktu mereka dapat mengangkat kita.

Senin, 08 Juni 2009

APA ITU BROADCAST????

APA ITU BROADCAST????

jika di lihat dari kamus bahasa inggris broadcast berarti siarm siaran. sedangkan broadcasting adalah Proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi dan media lainnya. Dalam broadcasting juga memperdalam ilmu kemasyarakatan, artinya bagaimana cara kita untuk terjun langsung dan berhadapan denga masyarakat luas.

ruang lingkup broadcast meliputi :
1.Presenter
2.Kameramen
3.Wartawan media
4.Dunia perfilman, seperti: sutradara, produser, editing dll

nah,,, mungkin sekarang kita bakal bahas presenter dulu kali ya,,, apa sih presenter itu? presenter itu adalah orang yang mempresenkan atau membawakan acara. orang yang membawakan acarapun berbeda-beda ada penyiar radio, presenter TV,MC dll. seorang presenter harus mempunyai wawasan yang luas dan yang terpenting adalah dia faham dengan acara yang akan di bawakannya. apalagi seorang news presenter, dia harus pintar dan mempunyai wawasan yang luas . kita akan coba membahas presenter TV, tapi kita titik beratkan pada news presenter.

Newspresenter,
secara umum, adalah orang yang mempresentasikan sebuah program berita di TV, Radio, atau Internet. Istilah ini tidak digunakan secara umum oleh orang di dalam industri (pertelevisian), karena mereka cenderung menggunakan istilah yang lebih terdeskripsi atau kadang-kadang khusus (sesuai negara). Contohnya adalah “newsreader“, “newscaster“, dan “newsanchor“.

Pembedaan Peran

Newscaster

Newscaster adalah presenter berita yang dia sendiri adalah sebagai reporter aktif, yang juga berperan dalam proses pembuatan naskah berita bagi bulletin berita tersebut.

Sebelum era televisi, siaran berita radio sering mencampurkan antara berita dengan opini di mana masing-masing presenter memiliki gaya yang berbeda-beda. Presenter semacam ini sering pula disebut sebagai komentator. Presenter berita terakhir dalam tipe ini adalah Paul Harvey. Istilah newscaster menjadi umum untuk membedakan antara presenter dari berita umum dengan komentator.

Akan tetapi, di Inggris, presenter yang bekerja di ITN sering disebut sebagai newscaster (sudah dimulai semenjak 1950-an), sementara yang bekerja di BBC menyebut diri dengan newsreader.

Newsanchor

Di Amerika Serikat dan Kanada, presenter dari program berita, lebih sering disebut sebagai newsanchor (kadang kala disebut anchorperson, anchorman, atau anchorwoman), dan bukan sebagai “newscaster“. Anchorman adalah orang yang mempresentasikan materi yang telah dipersiapkan untuk program berita, dan, kadang kala, harus pula berimprovisasi komentar untuk presentasi langsung. Banyak newsanchor yang terlibat juga dalam proses pembuatan atau pengeditan berita.

Istilah “anchorman” pertama kali dikemukakan oleh produser Don Hewitt, dan PBS mencatat penggunaan pertama kali pada tanggal 7 Juli 1952, untuk mendeskripsikan peran Walter Cronkite dalam Konvensi Partai Republik dan Partai Demokrat. Menurut Hewitt, istilah ini mengacu pada “anchor leg” dalam balapan relay.

PEMBAWA BERITA

Presenter berita adalah orang yang membawakan atau mengantarkan acara berita di televisi atau radio. Istilah ini biasa dipakai di industri televisi di Indonesia dan merupakan padanan penyiar berita yang juga banyak dipakai di radio. Secara internasional dikenal tiga kategori yakni pembaca berita (newsreader), penyiar berita (newscaster), dan jangkar berita (anchor).

Perbedaan peran

Pembaca berita

Pembaca berita adalah pembawa acara yang berperan membacakan berita. Dalam dunia modern, teknologi memungkinkan para jurnalis melakukan siaran langsung dari lokasi kejadian, sehingga mengurangi peran utama sang pembaca berita.

Sejak tahun 1980an banyak lembaga penyiaran yang berpindah dari sekedar memakai pembaca berita, yang kebanyakan adalah aktor yang sekedar membacakan naskah yang ditulis orang lain dan tidak punya peran dalam peliputan berita. Stasiun seperti TVRI juga berpindah menggunakan penyiar berita yang terlibat dalam pembuatan berita dan bukan sekedar membacakannya.

Penyiar berita

Penyiar berita adalah orang yang menyiarkan program berita dan ia juga bekerja sebagai jurnalis and ikut dalam peliputan berita atau produksi berita, yakni aktif ikut serta dalam membuat naskah berita yang akan dibacakannya. Istilah ini diperkenalkan di tahun 1980an untuk membedakan jurnalis aktif dari pembaca berita, jenis presenter berita sebelumnya.

Jangkar berita

Jangkar berita atau news anchor, adalah jurnalis televisi atau radio yang membawakan materi berita, dan sering terlibat memberikan improvisasi komentar dalam siaran langsung. Istilah ini utamanya dipakai di Amerika Serikat dan Kanada. Banyak news anchor terlibat dalam penulisan dan/atau penyuntingan berita bagi program mereka sendiri. News anchor juga mewawancara narasumber di studio atau memandu program diskusi. Banyak juga yang menjadi komentator dalam berbagai program berita.

ini baru sebagian tentang broadcast di bidang presenter. mau lebih tau mendalam tentang broadcast?? sering join blog ini ya!